PUPUK D.I.GROW

Minggu, 12 Juni 2016

Keuntungan Berternak Ayam Broiler Meningkat Lebih Dari 200%, Berkat Pupuk D.I GROW

STANDAR PERFORMANCE AYAM BROILER JENIS CP 707
Sebelum menghitung Hasil Panen dan Keuntungan secara kuantitatif Budidaya Ayam Broiler yang menggunakan Pupuk D.I GROW,  ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu, Standar Performance Pertumbuhan Ayam Broiler jenis CP 707 (Ayam Broiler Modern).
Tabel di atas menunjukkan bahwa, Ayam Broiler dapat dibudidayakan hingga mencapai berat optimal, dalam waktu yang cukup namun tetap dengan rasio hasil panen berbanding konsumsi pakan (Feed Conversion Rasio / FCR) yang efisien.
Standar Performance untuk mencapai berat rata-rata 1,765 kg/ekor, dibutuhkan Rasio Pakan (FCR) sebesar 1 : 1,65. Artinya dibutuhkan 1,65 kg pakan untuk setiap 1 kg daging panen.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan adalah 5 minggu, dengan pertumbuhan rata rata sebesar 49,2 gram/ekor setiap harinya.

KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PUPUK D.I GROW
Setelah kita mengetahui Standar Performance Budidaya Ayam Broiler, bagaimana Keuntungan yang dihasilkan oleh Peternak setelah  menggunakan Pupuk D.I GROW ?
Baiklah kita simak tabel di bawah ini :

Sangat jelas terlihat bahwa, penambahan Nutrisi dengan Pupuk D.I GROW sangat meningkatkan hasil Panen. Hal ini bisa terlihat dari Tingkat Kehidupan (Survival Rate), Pertumbuhan rata-rata per ekor perhari, Efisiensi FCR dan Peningkatan Panen. Tentunya, semuanya ini bermuara pada PENAMBAHAN KEUNTUNGAN BUDIDAYA BAGI PETERNAK.
Pada Tabel di atas, dapat kita lihat bahwa dengan jumlah Bibit (DOC) yang sama dan masa Budidaya yang juga sama yaitu 32 hari, Keuntungan yang diperoleh oleh Peternak Muda kita ini meningkat hingga Rp. 12.747.500 atau 247% dari keuntungan sebelumnya yang hanya Rp. 5.155.000. ………SANGAT LUAR BIASA…..!!!
Data di atas adalah data dari Musim Panen yang lalu (Periode Budidaya Desember 2011 – Januari 2012). Dimana pada periode tersebut, curah hujan sangat tinggi dengan disertai angin yang cukup kencang. Cuaca yang ekstrim tersebut membuat para Peternak lain pada umumnya, mengalami kerugian akibat tingkat kematian yang cukup tinggi di minggu pertama dan kedua masa budidaya.
Saat ini, Ayam Broiler di Peternakan milik Muhaimin sudah berumur 28 hari. Dengan bobot rata-rata ayam betina dapat mencapai 1,486 kg/ekor dan yang jantan berbobot 1,656 kg/ekor.
Berdasarkan sampling rutin yang dilakukan, pertumbuhan rata-ratanya mampu mencapai lebih dari 110 gram per ekor per hari. Maka direncanakan akan dapat dipanen di umur 30 hari, atau 2 hari yang akan datang. Menurut estimasi Muhaimin, pada umur 30 hari, Ayam Brolier-nya akan mencapai bobot rata-rata 1,75 kg/ekor.
 Foto di atas ini adalah ayam milik Bapak Haji Indar di desa Bondir, Lombok Tengah yang baru berumur 23 hari. menurut pengakuannya setelah memakai Pupuk Organik D.I.Grow ayam potong yang berjumlah 4500 ekor ini pertumbuhannya sangat bagus dan sangat sehat padahal tidak pernah menerima asupan obat-obatan dari perusahaan karena obat terlambat datang sampai berumur 23 hari. tetapi pertumbuhannya sangat baik dengan angka kematian hanya kurang lebih 50 ekor per 4500 ekor. ini merupakan angka yang sangat kecil. itu pun mati karena terjepit atau digigit tikus katanya. Dan kotorannya juga tidak terlalu bau bahkan didalam kandang hampir tidak tercium baunya. Untuk lebih jelasnya silahkan tonton video pengakuan Haji Indar berikut ini:
 


Nah….. Bagi Anda, Sahabat Peternak Indonesia, tunggu apalagi ?
Segera gunakan Pupuk D.I GROW sebagai Tambahan Nutrisi di Peternakan Anda. Tidak hanya diperuntukkan bagi Ayam Broiler saja. Tetapi dapat juga diberikan sebagai Nutrisi untuk Ayam Petelur, Bebek, Penggemukan Sapi dan Kambing, Sapi dan Kambing Perah, Perikanan dan tentu saja…….Pertanian serta Perkebunan…
D.I GROW memang OKEEEEEEEEEEEE………….

Sabtu, 11 Juni 2016

APLIKASI PUPUK ORGANIK D.I.GROW SECARA UMUM

Pada prinsipnya masuknya unsur hara ke dalam tubuh tanaman bisa melalui akar, batang, dan daun. Teknologi pupuk D.I. GROW diprioritaskan pada aplikasi melalui semprot ke daun, karena lebih efektif dan efisien. Kecuali pada tanaman bermasalah yang tidak mungkin diaplikasikan melalui penyemprtotan ke daun, karena tanaman terlalu tinggi. Untuk kasus seperti ini, aplikasi dapat melalui system injeksi (suntik ke batang melalui pengeboran), melalui semprot ke batang atau melalui siram ke tanah (daerah perakaran).
Frekuensi aplikasi D.I. GROW secara optimal dilakukan sesuai kondisi kritis tanaman secara umum, kondisi kritis tanaman rata-rata pada tiga fase yaitu:
  • Fase tanaman muda (fase vegetatif)
  • Fase Primordia bunga (fase generatif)
  • Fase pembesaran buah/umbi
Dengan demikian frekuensi aplikasi disesuaikan jenis tanamannya dan panjang pendek dari  fase-fase tersebut.
a)  Aplikasi D.I. Grow pada  Fase Vegetatif
Hal 13_2Aplikasi D.I. Grow pada kondisi ini ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan dan  perkembangan akar, batang dan daun.  Penyemprotan pertama pada tanaman muda dilakukan pada saat daun-daun muda yang terbentuk diperkirakan sudah mampu berfotosintesa optimal.  Pada fase ini lakukan aplikasi D.I. Grow green (Hijau) pada umur tanaman sekitar 10-20 hari setelah tanam, dengan dosis 3 cc/liter air
 
 
 
 
b)  Aplikasi D.I. Grow pada Fase Generatif
Hal 14_1Fase ini adalah fase pertumbuhan maksimal, menjelang peralihan ke fase pertumbuhan generatif.  Aplikasi D.I. Grow pada fase ini akan membuat tanaman tumbuh fantastis, ukuran tanaman akan menjadi lebih besar dari ukuran normal.
Pertumbuhan relative cepat dan ukuran buah diatas normal setelah aplikasi D.I. Grow sangat dimungkinkan.  Karena di dalam D.I. Grow diimbangi dengan Zat Perangsang Tumbuh (Auksin, Sitokinin, dan Giberellin) yang bekerja secara simultan. Auksin menyebabkan sel-sel meristem tanaman, dindingnya menjadi elastis, dimungkinkan sitokinin memacu pertumbuhan sel baru, melalui pembelahan dipercepat.  Sedangkan hormone Giberellin memacu pembesaran dari diferensiasi tanaman sehingga tanaman terlihat tumbuh menjadi besar dengan cepat.  Secara visual tanaman ini akan terlihat masa berbunga dipercepat.
Pada fase ini gunakan D.I. Grow Merah. Pada umumnya saat tanaman berumur diatas 30 hari setelah tanam (untuk tanaman semusim) dengan dosis 4-5 cc/liter air.  Sedangkan tanaman tahunan tergantung jenis tanaman (lihat aplikasi tanaman tahunan).
 
c)   Aplikasi D.I. Grow pada Fase Pembesaran Buah/Umbi
Hal 14_2Pada akhir pertumbuhan vegetatif, tanaman mulai membentuk tempat-tempat penyimpanan karbohidrat, dapat berupa buah, umbi akar atau batang. Aplikasi pada fase primordial bunga telah membantu membentuk jaringan tempat penyimpanan tersebut.  Ukuran besarnya buah maupun umbi telah dipersiapkan melalui aktivitas perbanyakan diferensiasi  dan pembesaran sel-sel tanaman yang akan berfungsi sebagai wadah penyimpanan karbohidrat.
Pada fase produksi ini juga akan mengikuti pola pertumbuhan tanaman. Awal fase produksi memperlihatkan pertumbuhan lebih besar. Pada sepertiga umur buah/umbi, pertumbuhan berat buah/umbi relative cepat, hal ini berarti kecepatan karbohidrat bertahap meninggi dan kecepatan penyimpanan karbohidrat ini rata-rata mencapai maksimal pada duapertiga umur buah. Setelah ini kecepatan penyimpanan menjadi menurun dan sampai terhenti pada saat pematangan buah/umbi.
Pada fase ini gunakan D.I. Grow Merah, dengan dosis 4-5 cc/liter air.  Aplikasi pada fase ini akan memberikan hasil relative baik, dan pematangan buah dapat dipercepat.
 
PERHATIAN..!
Agar diperoleh hasil yang optimal, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pupuk D.I. GROW :
  • Harus dicampur dengan air
  • Disemprotkan ke seluruh bagian tanaman atau disiramkan di tanah sekitar akar
  • Gunakan pada saat pagi (jam 06.00 – 09.00) atau sore ( setelah jam 16.00)
  • Jangan digunakan pada saat terik matahari/siang hari
  • Jangan digunakan pada saat menjelang hujan
  • Harus digunakan sekaligus habis, bila masih ada sisa harap disiramkan ke tanah sekitar perakaran.
  • Bila ada serangan hama/penyakit, bisa dicampur dengan pestisida.
  • Untuk tanaman yang tinggi (daun tidak terjangkau) harap disiramkan ke tanah sekitar radius akar atau dengan teknik injeksi (suntik ke batang), tetapi harus konsultasi dengan ahli (PPL).
 
PERANAN UNSUR HARA DAN AKIBAT KEKURANGANNYA PADA TANAMAN
Untitled-1

APLIKASI PUPUK D.I. GROW PADA TANAMAN BUAH/UMBI YANG DIPANEN DI AKHIR PERTUMBUHAN

Tabel Hal 24
Keterangan : HST : Hari Setelah Tanam
Gunakan pupuk yang diberikan ke tanah sebagai berikut :Umbi Hal 24
PUPUK KANDANG
Dosis 10 ton/Ha, ditaburkan secara merata dipermukaan tanah yang telah diolah, 7 hari sebelum tanam.
DOSIS PUPUK ANORGANIK/KIMIA :
  • Urea            :       200 – 300 kg/Ha
  • SP-36          :       150 – 200 kg/Ha
  • KCl              :       75 – 100 kg/Ha
Dosis pupuk anorganik diatas disesuaikan dengan rekomendasi daerah masing-masing, dan waktu pemberiannya ke tanaman sebagai berikut :
Pupuk Dasar
Diberikan pada umur 0-7 hari setelah tanam.  Pupuk yang diberikan sebagai berikut:
Urea              :    ½ dari dosis.
SP-36            :    semuanya (100%)
KCl                :     ½ dari dosis
Pupuk Susulan
Diberikan pada umur 25-30 hari setelah tanam.  Pupuk yang diberikan :
Urea              :    ½ dari dosis
KCl                :    ½ dari dosis
Catatan :
Bila ada serangan hama/penyakit, pupuk D.I.Grow dapat dicampur dengan pestisida.

MANFAAT :
  • Meningkatkan perkembangan Phytoplankton dan Zooplankton.
  • Meningkatkan daya tahan terhadap perubahan kualitas air tambak/kolam.
  • Meningkatkan nafsu makan.
  • Memacu pertumbuhan.
  • Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
  • Meningkatkan nilai biologis pakan.
APLIKASI :
  • PEMBIBITAN.
Diberikan melalui media air yang bertujuan menumbuhkan Phytoplankton berupa Chlorella, Infusiria, Rorifera, sebagai sumber makanan larva. Caranya yaitu larutkan 1 sendok makan D.I. GROW (Green)/m3 + Urea 5 gr/m3, tebarkan merata dipermukaan air tempat pemeliharaan atau bisa juga bak yang subur dialirkan ke bak yang ada larvanya.
  • PENDEDERAN DAN PEMBESARAN.
1.  Kolam Tanah.
  • Persiapan Kolam/Tambak.
    Sebaiknya tambak dikeringkan beberapa hari, kemudian diberi pengapuran dan dicangkul bolak-balik, biarkan selama 5-7 hari. Kemudian taburkan pupuk Urea 20 gr/m2, SP-36 10 gr/m2 dan D.I. GROW (Green) 3 ltr/Ha. Masukkan air setinggi ± 20 cm, biarkan selama 5-7 haru, tujuannya untuk menumbuhkan pakan alami/plankton. Setelah 5-7 hari, masukkan air secara berangsur-angsur sampai ketinggian yang diharapkan. Bibit ikan/udang dapat segera ditebarkan pada hari itu.
  • Perawatan.
    Pemupukan dengan D.I.GROW (Green) susulan dapat diberikan setelah 4 minggu tebar benur/bibit ikan, dengan dosis 3 ltr D.I.GROW (Green)/Ha, dengan cara D.I.GROW diencerkan kemudian ditebarkan merata dipermukaan air tambak/kolam. Sebaiknya pemberian D.I. GROW susulan dilakukan setelah penggantian air (bila air tambak/kolam diganti).
    Apabila dilakukan pemberian pakan tambahan, maka D.I. GROW dapat diberikan melalui pakan dengan dosis 1 sendok makan + ½ ltr air + pakan 3 kg. Aduk hingga rata, kemudian kering-anginkan, setelah itu pakan tersebut dapat diberikan ke ikan/udang.
2.  Kolam Air Deras/Jaring Terapung/Keramba.
Aplikasi D.I. GROW sebaiknya dicampur di pakan/pelet dengan dosis 1 sendok makan D.I. Grow (Green) + ½ ltr air + 3 kg pakan/pelet, aduk hingga rata, selanjutnya kering-anginkan, setelah itu dapat diberikan ke ikan.



Kamis, 09 Juni 2016

INOVASI TANAM JAGUNG MERAPAT MENGHASILKAN PRODUKSI YANG LEBIH TINGGI


Jagung adalah komoditi penting hasil pertanian setelah tanaman padi, peranan jagung sangat besar bagi budidaya peternakan unggas, maupun ternak berkaki 4, sebagai sumber makanan bergizi yang di perlukan dalam industri pakan ternak, karena produktifitas Jagung nasional masih rendah maka import jagung menjadi pilihan, ditambah lokasi penanaman jagung yang tersebar di luar pulau Jawa, dan Pabrik pakan ternak masih terpusat di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, menyebabkan biaya tranportasi pengangkutan jagung menjadi mahal dan sulit bersaing dengan jagung import, sementara bila bicara kualitas maka jagung lokal lebih baik dari jagung import. 

Pola tanam jagung selama ini sudah di tentukan oleh produsen benih jagung hibrida maupun non hibrida, sehingga untuk meningkatkan produksi masih sangat sulit, ditambah factor kebiasaan petani menanam jagungi tidak dengan pola intensif, mereka masih mengharapkan hujan sebagai sumber air ,masih tradisional, sehingga produktifitas nya masih rendah, sedangkan bila saya pelajari masih bisa dibuat pola tanam yang lebih rapat, sehingga populasi tanaman jagung bisa lebih banyak dalam 1 hektar penanaman, jarak tanam biasa adalah 70cm x 40 cm dengan 2 biji perlubang tanam, menjadi 35.000 pohon x 2 biji = 70.000 pohon, itu kalau semua tumbuh, biasa yang tumbuh 80% sehingga populasinya menjadi 56.000 pohon per hektar, dalam perjalanan nya banyak pohon yang terkena hama, kekurangan air, dan banyak factor lain, kita anggap saja hilang lagi 20%, maka sisa tanaman yang produktif menjadi 44.800 pohon, bila yang di tanam benih menghasilkan 2 tongkol jagung, maka dapat dihasilkan 89.600 tongkol itupun biasanya hanya 60% yang bertongkol 2 ( biasa petani menanam benih 1 tongkol ) anggaplah 89.600 tongkol dengan berat pertongkol pipilan jagung 80 gr maka hasil yang di dapatkan petani adalah 7.168 kg / hektar, nah itu kalau mulus, biasanya petani mendapatkan hasil panen di bawah itu, sehingga sebagai seorang innovator saya tergerak untuk membuat inovasi pola tanam rapat. 



Pola tanam rapat 110 cm x 12,5 cm ( double row ) x 1 benih perlubang tanam = 144.000 pohon, dimana benih jagung sebelum di tanam saya sortir dulu, dengan cara di rendam air yang sudah diberi inovasi bioteknologi sebanyak 5 ml per 30 kg benih jagung selama 2 jam, bila benih jagung mengambang, maka benih tersebut akan di singkirkan ( dimusnahkan dengan di bakar karena sudah mengandung fungisida yang sudah di berikan oleh produsen benih untuk menghindari penyakit bulai ) karena bisa di buang secara sembarangan akan berbahaya bagi ayam kampung yang memakannya, setelah perlakukan maka benih jagung sudah siap di tanam, saya lampirkan photo penunjang artikel ini ,agar kompasioner bisa mengikutinya. 


Umur tanaman jagung 1 minggu setelah tanam 

Dengan pola tanam rapat maka kebutuhan akan pupuk juga meningkat, saya memakai pupuk hijau dari Gulma Enceng Gondok sebagai penutup lubang tanam saat benih di tanam, kebutuhan 600 kg ( pupuk buatan sendiri ), sehingga kebutuhan makanan untuk benih bertumbuh tercukupi, pupuk kimia susulan saya biasakan diberikan umur 21 hari dan 56 hari setelah tanam, dengan masing masing pupuk majemuk 2 gr per pohon per aplikasi ( dibutuhkan total 600 kg pupuk campuran NPK + Urea ), pengairan dilakukan setiap minggu dimusim panas, dan diberikan secara dibanjiri dengan pompa alkon, aplikasi Bioteknologi di berikan setiap 2 minggu sekali sebanyak 50 ml / hektar sebanyak 4 kali 1 musin tanam. 




Pengairan dengan cara pompa air dari sumber air dengan pipa bongkar pasang. 

Hasilnya bisa dilihat tanaman jagung tumbuh subur, batang besar dan daun lebar, sehingga bisa menghasilkan panen jagung pipil yang tinggi. 


Batang tanaman besar dan terlihat terawat baik 

Pola tanam jagung rapat, jarak tanam 110 cm x 12,5 cm ( Double row )= 144.000 pohon

Alasan menanam jagung populasi rapat, adalah waktu dan luas lahan tetap sama, yang berbeda adalah benih, pupik dan pekerjaan nya lebih banyak, tetapi tetap menarik untuk di lakukan secara masal, pola intensif harus di lakukan sehingga tanaman Jagung terawat baik dan enak untuk di pandang, bahkan jadi baground untuk photo-photo. 


Mba Lula Kamal berphoto saat berkunjung ke kebun jagung 

Setelah 100 hari panen jagung dihasilkan sebanyak 14,7 ton / hektar ,jagung pipilan panen dengan kadar air 25%, secara matematis bisa di hitung 144.000 pohon x 80% ( populasi yang tumbuh ) x 2 tongkol x 80 gr per tongkol = 18.432 kg , saat panen banyak yang berkurang dan itu hal biasa, sehingga yang terhitung sebanyak 14,7 ton / hektar adalah panen tertinggi yang saya dapatkan, biaya yang di keluarkan menjadi sepadan, kami menanam sebanyak 8 hektar. 

Kong Atong adalah innovator penanaman jagung terpadat, beliau sudah bertani sejak muda, usianya sudah lebih dari 70 tahun, tetapi tetap sehat dan kuat bekerja, inovasinya menjadi bahan percontohan bagi petani di sekitarnya. 


Tulisan ini sekedar ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya menanam jagung berkolaborasi dengan Kong Atong sebagai teknikal dan saya sebagai inovator teknologinya, dengan kolaborasi ini menghasilkan pola tanam yang menarik untuk di duplikasi, tentunya untuk kesejahteraan petani dan meningkatkan produktifitas tanaman jagung per hektarnya, tanpa perlu menambah areal penanaman ,tekonologi ini sudah diujicoba di Sulawesi bagian Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Karawang, Bandung sampai Merauke.


agung adalah komoditi penting hasil pertanian setelah tanaman padi, peranan jagung sangat besar bagi budidaya peternakan unggas, maupun ternak berkaki 4, sebagai sumber makanan bergizi yang di perlukan dalam industri pakan ternak, karena produktifitas Jagung nasional masih rendah maka import jagung menjadi pilihan, ditambah lokasi penanaman jagung yang tersebar di luar pulau Jawa, dan Pabrik pakan ternak masih terpusat di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, menyebabkan biaya tranportasi pengangkutan jagung menjadi mahal dan sulit bersaing dengan jagung import, sementara bila bicara kualitas maka jagung lokal lebih baik dari jagung import. Pola tanam jagung selama ini sudah di tentukan oleh produsen benih jagung hibrida maupun non hibrida, sehingga untuk meningkatkan produksi masih sangat sulit, ditambah factor kebiasaan petani menanam jagungi tidak dengan pola intensif, mereka masih mengharapkan hujan sebagai sumber air ,masih tradisional, sehingga produktifitas nya masih rendah, sedangkan bila saya pelajari masih bisa dibuat pola tanam yang lebih rapat, sehingga populasi tanaman jagung bisa lebih banyak dalam 1 hektar penanaman, jarak tanam biasa adalah 70cm x 40 cm dengan 2 biji perlubang tanam, menjadi 35.000 pohon x 2 biji = 70.000 pohon, itu kalau semua tumbuh, biasa yang tumbuh 80% sehingga populasinya menjadi 56.000 pohon per hektar, dalam perjalanan nya banyak pohon yang terkena hama, kekurangan air, dan banyak factor lain, kita anggap saja hilang lagi 20%, maka sisa tanaman yang produktif menjadi 44.800 pohon, bila yang di tanam benih menghasilkan 2 tongkol jagung, maka dapat dihasilkan 89.600 tongkol itupun biasanya hanya 60% yang bertongkol 2 ( biasa petani menanam benih 1 tongkol ) anggaplah 89.600 tongkol dengan berat pertongkol pipilan jagung 80 gr maka hasil yang di dapatkan petani adalah 7.168 kg / hektar, nah itu kalau mulus, biasanya petani mendapatkan hasil panen di bawah itu, sehingga sebagai seorang innovator saya tergerak untuk membuat inovasi pola tanam rapat.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/davebekam/inovasi-tanam-jagung-rapat-menghasilkan-produksi-tinggi_560a68054523bd2d1443bd4bBagian 1 Jagung adalah komoditi penting hasil pertanian setelah tanaman padi, peranan jagung sangat besar bagi budidaya peternakan unggas, maupun ternak berkaki 4, sebagai sumber makanan bergizi yang di perlukan dalam industri pakan ternak, karena produktifitas Jagung nasional masih rendah maka import jagung menjadi pilihan, ditambah lokasi penanaman jagung yang tersebar di luar pulau Jawa, dan Pabrik pakan ternak masih terpusat di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, menyebabkan biaya tranportasi pengangkutan jagung menjadi mahal dan sulit bersaing dengan jagung import, sementara bila bicara kualitas maka jagung lokal lebih baik dari jagung import. Pola tanam jagung selama ini sudah di tentukan oleh produsen benih jagung hibrida maupun non hibrida, sehingga untuk meningkatkan produksi masih sangat sulit, ditambah factor kebiasaan petani menanam jagungi tidak dengan pola intensif, mereka masih mengharapkan hujan sebagai sumber air ,masih tradisional, sehingga produktifitas nya masih rendah, sedangkan bila saya pelajari masih bisa dibuat pola tanam yang lebih rapat, sehingga populasi tanaman jagung bisa lebih banyak dalam 1 hektar penanaman, jarak tanam biasa adalah 70cm x 40 cm dengan 2 biji perlubang tanam, menjadi 35.000 pohon x 2 biji = 70.000 pohon, itu kalau semua tumbuh, biasa yang tumbuh 80% sehingga populasinya menjadi 56.000 pohon per hektar, dalam perjalanan nya banyak pohon yang terkena hama, kekurangan air, dan banyak factor lain, kita anggap saja hilang lagi 20%, maka sisa tanaman yang produktif menjadi 44.800 pohon, bila yang di tanam benih menghasilkan 2 tongkol jagung, maka dapat dihasilkan 89.600 tongkol itupun biasanya hanya 60% yang bertongkol 2 ( biasa petani menanam benih 1 tongkol ) anggaplah 89.600 tongkol dengan berat pertongkol pipilan jagung 80 gr maka hasil yang di dapatkan petani adalah 7.168 kg / hektar, nah itu kalau mulus, biasanya petani mendapatkan hasil panen di bawah itu, sehingga sebagai seorang innovator saya tergerak untuk membuat inovasi pola tanam rapat. Pola tanam rapat 110 cm x 12,5 cm ( double row ) x 1 benih perlubang tanam = 144.000 pohon, dimana benih jagung sebelum di tanam saya sortir dulu, dengan cara di rendam air yang sudah diberi inovasi bioteknologi sebanyak 5 ml per 30 kg benih jagung selama 2 jam, bila benih jagung mengambang, maka benih tersebut akan di singkirkan ( dimusnahkan dengan di bakar karena sudah mengandung fungisida yang sudah di berikan oleh produsen benih untuk menghindari penyakit bulai ) karena bisa di buang secara sembarangan akan berbahaya bagi ayam kampung yang memakannya, setelah perlakukan maka benih jagung sudah siap di tanam, saya lampirkan photo penunjang artikel ini ,agar kompasioner bisa mengikutinya. Umur tanaman jagung 1 minggu setelah tanam Dengan pola tanam rapat maka kebutuhan akan pupuk juga meningkat, saya memakai pupuk hijau dari Gulma Enceng Gondok sebagai penutup lubang tanam saat benih di tanam, kebutuhan 600 kg ( pupuk buatan sendiri ), sehingga kebutuhan makanan untuk benih bertumbuh tercukupi, pupuk kimia susulan saya biasakan diberikan umur 21 hari dan 56 hari setelah tanam, dengan masing masing pupuk majemuk 2 gr per pohon per aplikasi ( dibutuhkan total 600 kg pupuk campuran NPK + Urea ), pengairan dilakukan setiap minggu dimusim panas, dan diberikan secara dibanjiri dengan pompa alkon, aplikasi Bioteknologi di berikan setiap 2 minggu sekali sebanyak 50 ml / hektar sebanyak 4 kali 1 musin tanam. Pengairan dengan cara pompa air dari sumber air dengan pipa bongkar pasang. Hasilnya bisa dilihat tanaman jagung tumbuh subur, batang besar dan daun lebar, sehingga bisa menghasilkan panen jagung pipil yang tinggi. Batang tanaman besar dan terlihat terawat baik Pola tanam jagung rapat, jarak tanam 110 cm x 12,5 cm ( Double row )= 144.000 pohon Alasan menanam jagung populasi rapat, adalah waktu dan luas lahan tetap sama, yang berbeda adalah benih, pupik dan pekerjaan nya lebih banyak, tetapi tetap menarik untuk di lakukan secara masal, pola intensif harus di lakukan sehingga tanaman Jagung terawat baik dan enak untuk di pandang, bahkan jadi baground untuk photo-photo. Mba Lula Kamal berphoto saat berkunjung ke kebun jagung Setelah 100 hari panen jagung dihasilkan sebanyak 14,7 ton / hektar ,jagung pipilan panen dengan kadar air 25%, secara matematis bisa di hitung 144.000 pohon x 80% ( populasi yang tumbuh ) x 2 tongkol x 80 gr per tongkol = 18.432 kg , saat panen banyak yang berkurang dan itu hal biasa, sehingga yang terhitung sebanyak 14,7 ton / hektar adalah panen tertinggi yang saya dapatkan, biaya yang di keluarkan menjadi sepadan, kami menanam sebanyak 8 hektar. Kong Atong adalah innovator penanaman jagung terpadat, beliau sudah bertani sejak muda, usianya sudah lebih dari 70 tahun, tetapi tetap sehat dan kuat bekerja, inovasinya menjadi bahan percontohan bagi petani di sekitarnya. Tulisan ini sekedar ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya menanam jagung berkolaborasi dengan Kong Atong sebagai teknikal dan saya sebagai inovator teknologinya, dengan kolaborasi ini menghasilkan pola tanam yang menarik untuk di duplikasi, tentunya untuk kesejahteraan petani dan meningkatkan produktifitas tanaman jagung per hektarnya, tanpa perlu menambah areal penanaman ,tekonologi ini sudah diujicoba di Sulawesi bagian Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Karawang, Bandung sampai Merauke.
Jagung adalah komoditi penting hasil pertanian setelah tanaman padi, peranan jagung sangat besar bagi budidaya peternakan unggas, maupun ternak berkaki 4, sebagai sumber makanan bergizi yang di perlukan dalam industri pakan ternak, karena produktifitas Jagung nasional masih rendah maka import jagung menjadi pilihan, ditambah lokasi penanaman jagung yang tersebar di luar pulau Jawa, dan Pabrik pakan ternak masih terpusat di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, menyebabkan biaya tranportasi pengangkutan jagung menjadi mahal dan sulit bersaing dengan jagung import, sementara bila bicara kualitas maka jagung lokal lebih baik dari jagung import. Pola tanam jagung selama ini sudah di tentukan oleh produsen benih jagung hibrida maupun non hibrida, sehingga untuk meningkatkan produksi masih sangat sulit, ditambah factor kebiasaan petani menanam jagungi tidak dengan pola intensif, mereka masih mengharapkan hujan sebagai sumber air ,masih tradisional, sehingga produktifitas nya masih rendah, sedangkan bila saya pelajari masih bisa dibuat pola tanam yang lebih rapat, sehingga populasi tanaman jagung bisa lebih banyak dalam 1 hektar penanaman, jarak tanam biasa adalah 70cm x 40 cm dengan 2 biji perlubang tanam, menjadi 35.000 pohon x 2 biji = 70.000 pohon, itu kalau semua tumbuh, biasa yang tumbuh 80% sehingga populasinya menjadi 56.000 pohon per hektar, dalam perjalanan nya banyak pohon yang terkena hama, kekurangan air, dan banyak factor lain, kita anggap saja hilang lagi 20%, maka sisa tanaman yang produktif menjadi 44.800 pohon, bila yang di tanam benih menghasilkan 2 tongkol jagung, maka dapat dihasilkan 89.600 tongkol itupun biasanya hanya 60% yang bertongkol 2 ( biasa petani menanam benih 1 tongkol ) anggaplah 89.600 tongkol dengan berat pertongkol pipilan jagung 80 gr maka hasil yang di dapatkan petani adalah 7.168 kg / hektar, nah itu kalau mulus, biasanya petani mendapatkan hasil panen di bawah itu, sehingga sebagai seorang innovator saya tergerak untuk membuat inovasi pola tanam rapat. Pola tanam rapat 110 cm x 12,5 cm ( double row ) x 1 benih perlubang tanam = 144.000 pohon, dimana benih jagung sebelum di tanam saya sortir dulu, dengan cara di rendam air yang sudah diberi inovasi bioteknologi sebanyak 5 ml per 30 kg benih jagung selama 2 jam, bila benih jagung mengambang, maka benih tersebut akan di singkirkan ( dimusnahkan dengan di bakar karena sudah mengandung fungisida yang sudah di berikan oleh produsen benih untuk menghindari penyakit bulai ) karena bisa di buang secara sembarangan akan berbahaya bagi ayam kampung yang memakannya, setelah perlakukan maka benih jagung sudah siap di tanam, saya lampirkan photo penunjang artikel ini ,agar kompasioner bisa mengikutinya. Umur tanaman jagung 1 minggu setelah tanam Dengan pola tanam rapat maka kebutuhan akan pupuk juga meningkat, saya memakai pupuk hijau dari Gulma Enceng Gondok sebagai penutup lubang tanam saat benih di tanam, kebutuhan 600 kg ( pupuk buatan sendiri ), sehingga kebutuhan makanan untuk benih bertumbuh tercukupi, pupuk kimia susulan saya biasakan diberikan umur 21 hari dan 56 hari setelah tanam, dengan masing masing pupuk majemuk 2 gr per pohon per aplikasi ( dibutuhkan total 600 kg pupuk campuran NPK + Urea ), pengairan dilakukan setiap minggu dimusim panas, dan diberikan secara dibanjiri dengan pompa alkon, aplikasi Bioteknologi di berikan setiap 2 minggu sekali sebanyak 50 ml / hektar sebanyak 4 kali 1 musin tanam. Pengairan dengan cara pompa air dari sumber air dengan pipa bongkar pasang. Hasilnya bisa dilihat tanaman jagung tumbuh subur, batang besar dan daun lebar, sehingga bisa menghasilkan panen jagung pipil yang tinggi. Batang tanaman besar dan terlihat terawat baik Pola tanam jagung rapat, jarak tanam 110 cm x 12,5 cm ( Double row )= 144.000 pohon Alasan menanam jagung populasi rapat, adalah waktu dan luas lahan tetap sama, yang berbeda adalah benih, pupik dan pekerjaan nya lebih banyak, tetapi tetap menarik untuk di lakukan secara masal, pola intensif harus di lakukan sehingga tanaman Jagung terawat baik dan enak untuk di pandang, bahkan jadi baground untuk photo-photo. Mba Lula Kamal berphoto saat berkunjung ke kebun jagung Setelah 100 hari panen jagung dihasilkan sebanyak 14,7 ton / hektar ,jagung pipilan panen dengan kadar air 25%, secara matematis bisa di hitung 144.000 pohon x 80% ( populasi yang tumbuh ) x 2 tongkol x 80 gr per tongkol = 18.432 kg , saat panen banyak yang berkurang dan itu hal biasa, sehingga yang terhitung sebanyak 14,7 ton / hektar adalah panen tertinggi yang saya dapatkan, biaya yang di keluarkan menjadi sepadan, kami menanam sebanyak 8 hektar. Kong Atong adalah innovator penanaman jagung terpadat, beliau sudah bertani sejak muda, usianya sudah lebih dari 70 tahun, tetapi tetap sehat dan kuat bekerja, inovasinya menjadi bahan percontohan bagi petani di sekitarnya. Tulisan ini sekedar ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya menanam jagung berkolaborasi dengan Kong Atong sebagai teknikal dan saya sebagai inovator teknologinya, dengan kolaborasi ini menghasilkan pola tanam yang menarik untuk di duplikasi, tentunya untuk kesejahteraan petani dan meningkatkan produktifitas tanaman jagung per hektarnya, tanpa perlu menambah areal penanaman ,tekonologi ini sudah diujicoba di Sulawesi bagian Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Karawang, Bandung sampai Merauke. Saya akan tulis pengalaman saya ber inovasi secara berseri, saya harap pengalaman ini bermanfaat bagi pembaca, salam inovasi

Selengkapnya : file:///C:/Users/Win%208/Documents/New%20folder/Inovasi%20Tanam%20Jagung%20Rapat,%20Menghasilkan%20Produksi%20Tinggi%20-%20KOMPASIANA.com.htm